Rabu, 20 Juli 2011

JENIS ANYAMAN PADA KAIN TENUN



ANYAMAN POLOS
Nama lain yang biasanya digunakan adalah anyaman blacu, plat, tabby, taffeta, plain.
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman polos
- anyaman polos adalah anyaman yang paling sederhana, paling tua dan paling banyak dipakai.
- Mempunyai raport yang paling kacil dari semua jenis anyaman.
- Bekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling sederhana, yaitu 1-naik, 1-turun.
- Ulangan raport; kearah horizontal (lebar kain) atau kearah pakan, diulangi sesudah 2 helai pakan. Kearah vertikal atau kearah lusi, diulangi sesudah 2 helai lusi.
- Jumlah silangan paling banyak diantara jenis anyaman yang lain.
- Jika faktor-faktor lainnya sama, maka anyaman polos mengakibatkan kain menjadi; paling kuat daripada dengan anyaman lain dan letak benang lebih teguh atau tak mudah berubah tempat.
- Anyaman polos paling sering dikombinasikan dengan faktor-faktor kontruksi kain yang lain daripada jenis anyaman yang lainnya.
- Tetal lusi dan pakan mempunyai pencaran (range) yang lebih besar daripada dalam anyaman lain(10 hl/” – 200 hl/”). Demikianpum perpencaran berat kain adalah lebih besar daripada dalam anyaman lain (0,25 oz/yds2 – 52 oz/yds2).
- Anyaman polos lebih sesuai untuk diberi rupa yang lain dengan jalan mengadakan ubahan-ubahan desain, baik struktur maupun surface desain dibanding dengan anyaman lainnya.
- Pada umumnya penutupan kainnya (fabric cover) berkisar pada 25%-75%
- Dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis dengan hasil yang memuaskan daripada pakai anyaman lain.
- Anyaman polos untuk kain padat biasanyan menggunakan benang pakan yang lebih besar daripada benang lusinya.

ANYAMAN KEPER  
Nama lain dari anyaman keper yang banyak digunakan yaitu; twill (USA), drill (inggris), koper (jerman).
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman keper
- anyaman keper adalah anyaman dasar yang kedua
- pada permukaan kain terlihat garis miring atau rips miring tidak putus-putus.
- Jika arah garis miring berjalan dari kanan bawah kekiri atas, disebut keper kiri. Sedangkan jika sebaliknya maka disebut keper kanan.
- Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi disebut keper efek lusi atau keper lusi. Sedangkan sebaliknya disebut efek pakan.
- Garis miring membentuk sudut 45o terhadap garis horizontal.
- Appearance kain pada pada permukaan atas dan bawah berlainan.
- Jika raport terkecil dari anyaman keper = 3 helai lusi dan 3 helai pakan, disebut keper 3 gun.
- Biasanya dibuat dalam kontruksi padat.
- Dalam kondisi sama, kekuatan kain dengan anyaman polos lebih besar dari pada kekuatan kain dengan anyaman keper.
- Pada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripada dalam anyaman polos.
- Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan garis miring.
- Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan pakan.
- Garis miring dengan sudut >45o, disebut keper curam (steep twill).

ANYAMAN SATIN 
Nama lain biasanya disebut sateen, istilah umum untuk kain katun dengan anyaman satin 5 gun atau 8 gun disebut satin pakan.
Satinet istilah yang dipakai untuk kain imitasi sutera misalnya dari bahan katun yang dimerser. Satin istilah yang umum dipakai pada kain-kain satin yang dibuat dari sutera filamen atau benang sintetis filamen. Satinettes, dibuat dari benang lusi kapas dan benang pakan wol. Satijn de chine, dibuat dari benang sutera alam dengan tetal sedang, belakangan dibuat juga dari benang rayon.
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman satin
- adalah anyaman dasar ketiga
- dalam 1 raport anyaman, banyak benang lusi = banyak pakan
- hanya menonjolkan salah satu efek baik itu lusi atau pakan pada permukaan kain
- pada anyaman satin dengan efek lusi disebut satin lusi dengan jumlah tetal lusi > dari pada tetal pakan. Dan berlaku sebaliknya untuk satin pakan
- suatu garis tidak begitu tampak menonjol seperti pada anyaman keper
- anyaman satin dapat digolongkan dalan 2 golongan yaitu satin teratur (paling sedikit 5 gun) dan satin tak teratur (paling sedikit 4 gun)
- anyaman sating kurang baik untuk kain dengan kontruksi terbuka dan jarang
- untuk kain padat anyaman satin lebih sesuai daripada keper
- kombinasi faktor-faktor kontruksi kain lebih sedikit digunakan dalam anyaman satin daripada dalam anyaman keper
- setiap benang lusi dalam satu raport hanya mempunyai satu titik silang

SEJARAH PERSUTERAAN DI INDONESIA

 SEJARAH PERSUTERAAN DI INDONESIA

Sutera alam sesungguhnya telah dikenal dan diusahakan di Indonesia sejak dahulu kala oleh nenek moyang kita. Hali ini Nampak dari kain – kain adat yang dibuat di berbagai daerah yang telah menggunakan bahan baku sutera alam, antara lain kain adat di Aceh, Palembang, Minangkabau, Bali, Samarinda dan di Sulawesi yang sampai kini masih menjadi tradisi yang kuat.
Dari berbagai informasi dapat diketahui bahwa industry kerajianan sutera alam pada masa kini berkembang cukup pesat antara lain di Jawa Barat (Garut dan Sukabumi), di daerah Sulawesi Selatan (Sengkang, sopeng, Enrekang dan Ujung Pandang) serta beberapa daerah lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti Pati, Candiroto dan Pare.
Dewasa ini sebagian besar usaha pertenunan sutera alam berupa kerajinan tenunan gedogan yang antara lain terdapat di daerah:
• Sulawesi Selatan yang menghasilkan kain sutera untuk Sarung Mandar, Sarung Bugis, Sarung Makasar dan kain sutera untuk baju bodo, untuk dasi dab sebagainya.
• Bali menghasilkan kein sutera untuk songket.
• Jawa Barat menghasilkan kain sutera untuk pakaian wanita serta kemeja.

Jenis-Jenis Kain Tradisional Indonesia

Jenis-Jenis Kain Tradisional Indonesia

BATIK

Kain BATIK sangat dikenal
karena memang sudah jadi kain “wajib punya” untuk acara-acara
resmi atau acara adat. Batik sendiri adalah salah satu tekhnik
menghias kain menggunakan malam (Lilin). Kain batik dapat dijumpai
dibanyak tempat selain jawa Tengah, seperti Jawa barat, Jawa Timur,
dan Bali dengan motif-motif berbeda sesuai cirri khas daerahnya.

JUMPUTAN
(Pelangi)
Jumputan(pelangi) adalah
kain yang dihias dengan tekhnik ikat celup (tie-die). Kain ini banyak
ditemui diSumatra Selatan dan Jawa Tengah. Saat ini, karena warnanya
cerah jumputan banyak digunakan sebagai pengganti kain batik untuk
acara-acara pernikahan sebagai paduan kebaya.

TENUN
Kain tenun banyak banget
jenisnya tapi yang banyak kita jumpai adalah kain songket dan ulos,
yaitu kain yang mengalami proses hias-menghias pada saat ditenun.
Songket terkenal di Sumatra Selatan bahkan menggunakan benang emas
pada saat ditenun. Nggak heran kalau kain ini berat banget. Sedangkan
ulos menggunakan manik-manik pada saat ditenun , nenek moyang kita
memang kreatif.

IKAT
Kain ini mungkin agak
asing ditelinga kita, tapi yang pasti juga mengalami proses tenun,
hanya saja sebelum ditenun benang-benang telah mengalami proses tie –
die untuk mendapatkan bentuk motif tertentu. Daerah Nusa Tenggara dan
Bali terkenal dengan kain ikatnya.

BERAT JENIS SERAT-SERAT TEKSTIL

BERAT JENIS.
Untuk percobaan berat jenis serat yang akan diuji harus bersih dari kotoran dan ukuran serat jangan terlalu besar (secukupnya). Apabila dalam percobaan tidak ditemukan serat yang melayang (tidak tenggelam dan tidak terapung) maka perhitungan berat jenis dilakukan dengan menjumlah bj terapung dan bj tenggelam (cari yang terdekat) kemudian dibagi dua.
  Berat jenis
 Kapas : Bj = 1,5635
 Rayon : Bj = 1,162
 Rami : Bj = 1, 5635
 Wol : Bj = 1,3445
 Sutera : Bj = 1,381
 Polyester : Bj = 1,2715
 Polyamida : Bj = 1,125
 Polyakrilat : Bj = 1,1985
 Polyester kapas : Bj = 1,4175
 Polyester rayon : Bj = 1,4175
 Polyester wol : Bj = 1,162

UJI PEMBAKARAN SERAT-SERAT TEKSTIL

UJI PEMBAKARAN

Pada uji pembakaran, dalam menganalisa serat yang terbakar harus seteliti mungkin, bila tidak teliti maka analisa tentang serat tersebut akan salah. Bahan awal serat dan jenis serat yang menjadi bahan dasarnya sangat berpengaruh dan dapat diketahui melalui pembakaran ini. Dan dari data percobaan yang diperoleh maka dapat disimpulkan :
- Apabila serat berbau seperti kertas terbakar, maka menunjukan serat selulosa.
- Apabila serat berbau seperti rambut terbakar, maka menunjukan serat protein.
- Apabila serat berbau seperti plastik terbakar, maka menunjukkan serat buatan

Uji pembakaran
- Kapas  
Bau : Seperti kertas terbakar.
Asap : Putih
Sisa pembakaran : Abunya hitam, halus, rapuh, mudah meneruskan pembakaran.
- Rayon viskosa
Bau : Seperti kertas terbakar.
Asap : Putih.
Sisa pembakaran : Abunya hitam, halus, rapuh, cepat meneruskan pembakaran.
- Rami
Bau : Seperti kertas terbakar.
Asap : Putih.
Sisa pembakaran : Abunya hitam, halus, rapuh, mudah meneruskan pembakaran
- Wool
Bau : Seperti rambut terbakar.
Asap : Putih.
Sisa pembakaran : Abunya hitam, halus, rapuh, dan tidak meneruskan Pembakaran
- Sutera
Bau : Seperti rambut terbakar.
Asap : Putih.
Sisa pembakaran : Abunya hitam, rapuh, menggumpal, kasar, tidak meneruskan pembakaran.
- Polyester
Bau : Seperti plastik terbakar.
Asap : Hitam.
Sisa pembakaran : Abu-abu, kasar, menggumpal, mudah terbakar dan meneruskan pembakaran
- Polyamida/ nylon
Bau : Seperti plastik terbakar.
Asap : Putih.
Sisa pembakaran : Lelehan putih, menggumpal, keras, mudah terbakar.dan tidak meneruskan pembakaran
  - Polyakrilat
Bau : Seperti plastik terbakar.
Asap : Putih.
Sisa pembakaran : Lelehan hitam, menggumpal, cepat terbakar dan meneruskan pembakaran
- Polyester kapas
Bau : Seperti plastik terbakar.
Asap : Hitam.
Sisa pembakaran : Abunya keras, kasar, menggumpal, mudah terbakar dan meneruskan pembakaran
- Polyester rayon
Bau : Seperti plastik terbakar.
Asap : Hitam.
Sisa pembakaran : Abu hitam, kasar, meneruskan pembakaran
- Polyester woll
Bau : Seperti rambut terbakar.
Asap : putih
Sisa pembakaran : Lelehan hitam, menggumpal, keras, mudah terbakar dan meneruskan pembakaran.